Wednesday, June 26, 2013

Republik Spanduk




Alhamdulillah, Berbekal kartu Singapore Tourist Pass untuk 2 hari yang saya beli di Ticket Office di Bandara Changi seharga 16 SGD (atau kurang lebih 126.000 IDR) saya bisa naik bus kota, MRT/LRT kemana saja, kapan saja (selama masih beroperasi), dan suka2 kita keliling Singapura (bahkan bisa sampai ke Johor Bhahru).


Jadilah saya naik turun MRT, nyobain berbagai jalur baik yang NW, EW maupun NE.  Kadang diselingingi naik bus kota SBS kalau bosan pake kereta bawah tanah. Saya gak akan cerita tentang kondisi keretanya yang sudah pasti jauh dari kereta komuter kita yang pesing, gak tepat waktu, engap karena bak  kaleng sarden... Bis kotanya apalagi.. Masih mending kita punya Trans Jakarta.. Intinya, saya bisa mengeksplore kecantikan, kemegahan dan keindahan Singapura dengan sempurna...

Walau di enggak-enggak, pada akhirnya kok jadi ngebandingin, semua orang udah pasti  tahu dah bagaimana maju, bersih dan rapinya Singapura. Kalau ada lomba adipura se Asia Tenggara, kayanya mereka akan dapet juara terus kayanya... (Kecuali jurinya bisa disuap..) He3.. Pokoknya mau lomba dan ngebandingin fisik kota dari sisi manapun kayanya kita terima nasib jadi underdog. Ibarat main bola, ya serasa PSSI ngelawan Brazil atau Argentina gitu..


Jadi inget wajah kota sendiri (dan kota-kota lainnya) yang sekarang penuh sesak dengan spanduk. Baik spanduk iklan, mulai dari iklan mobil sampai sedot wc.. Dan terutama spanduk mereka yang pengin dapat kedudukan di 2014. Untuk yang satu ini,   kayanya Singapura kalah telak dari kita, di sana gak ada spanduk iklan bisnis atau pilkada/pileg yang berseliweran di pinggir atau ditengah jalan! Saya jadi berfikir,  apa disana gak pernah ada kampanye atau pemilu ya? Rasanya gak juga.. Meski dikritik gak terlalu demokratis,  Singapura adalah negera yang berbentuk republik yang melegalkan partai politik dan tentu saja pasti melakukan pemilu juga..

Kuncinya saya rasa  konsistensi, bahasa agamanya mungkin istiqomah.   Untuk mendapatkan jabatan mereka tidak mau mengorbankan dan mengkhianati apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat. Bagaimana bisa menjadi pemimpin dan wakil rakyat yang baik, jika untuk mencapainya telah mengotori kota dengan spanduk yang dipasang tanpa etika dan estetika, compang-camping dan lusuh, tanpa mengindahkan keamanan (karena cuma pakai bambu padahal ukurannya supergede), ditempel ditembok orang tanpa ijin, dipaku dipohon (yang jelas2 tidak pro lingkungan hidup), merugikan keuangan negara (daerah) karena tidak bayar pajak reklame dan yang paling enggak itu adalah: foto satu gaya  ala model pasta gigi.  Cheezzz!


12062013, Inspirasi di atas SBS 172

No comments:

Post a Comment