Sunday, July 14, 2013

SAMBEL TEMPE



Tiap orang pasti punya makanan favorit, terkadang bisa jadi itu resep rahasia keluarga yang terkunci dalam botol bersegel, yang mungkin tidak ada dalam menu restoran manapun. Tidak selalu mahal, mungkin hanya berupa sambal atau lauk sederhana. Seperti menu favorit saya ini, sambel tempe.  It’s so simple cuisine... Seperti menu-menu rakyat kecil lainnya, saya menduga-duga menu ini tercipta dari keprihatinan keluarga kami dulu. Ketika protein hewani tak terbeli, tempe menjadi bahan paling rasional untuk dijangkau dan dijadikan bahan makanan. 

Tempe ini menurut para ahli lebih otentik nusantara ketimbang tahu yang berasal dari daratan Cina. Wikipedia mendeskripsikan tempe sebagai makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer (kapang roti) atau Rh. Arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.

O ya.. tempe ini memang pada dasarnya makanan favorit saya. Mau diapa-apain, itu lebih menarik ketimbang yang lainnya, dibikin sayur oke, jadi mendoan sedap, jadi kripik pasti mantap, dan selalu enak kalau dibikin oseng-oseng pedas... Meski ini simbol makanan proletar, saya tak merasa rendah diri. Bahkan mungkin sebenarnya asumsi ini harus dikoreksi, karena siapapun tahu bahwa bahan dasar tempe ini adalah kedelai (glicine soja) yang sebagian besar impor dari lahan-lahan pertanian raksasa di California. Ironi negeri agraris dengan ribuan insinyur pertanian yang ternyata lebih tertarik bekerja di bank, jadi pegawai negeri dan perusahaan multinasional yang gak ada hubungannya dengan pertanian. Jadilah tanaman yang sudah dibudidayakan oleh manusia sejak 3500 tahun lalu di Asia Timur ini seperti tidak mendapatkan tempat di lahan-lahan petani kita...

Sejujurnya, makanan ini paling enak diracik oleh ibu saya, karena beliaulah yang pertama kali  “menciptakan”nya... setidaknya pengalaman indera pengecap saya tentang sambel tempe, referensinya adalah selalu dari beliau. Istri saya yang tahu ini makanan kesukaan saya, perlu beberapa kali trial and error untuk mendapatkan rasa yang otentik. Besarnya cinta kami mampu melengkapi kekurang otentikan rasa asli sambel tempe.. (he...he..) Begitupun dengan chef kantor dulu, Ma Mae dan Pa Suyud (alm) yang bersusah payah meracik makanan tersebut....

Baiklah... saya akan berbagi rahasia resep sambel tempe tersebut. Karena ini rahasia, tentu saja takarannya saya tidak bisa berikan. Biarkan ini jadi misteri dan rahasia besar. Bahan-bahannya sbb :
-       Tempe yang segar (saya lebih suka yang biji kedelainya besar-besar)
-       Cabe merah
-       Cabe rawit
-       Bawang merah
-       Bawang putih
-       Garam
-       Gula
-       Terasi    
Tips: Jangan lupa tambahkan sesendok cinta dan passion agar rasanya merekah seperti mawar di kebun bunga istana.

Semua bahan tersebut dikukus... biasanya suka dikukus didalam nasi yang mau matang, tentu saja pakai alas ya.. bisa piring kecil.  Jadi nanti nasinya bertambah sedap... meski mungkin juga jadi bercampur rasa terasi...  Bisa saja sih dikukus tanpa bareng nasi, ini hanya kebiasaan saja dulu untuk menghemat bahan bakar minyak. Setelah matang atau lebih pasnya layu (ciri-cirinya begitu ditambah dengan bau harum bumbunya keluar), bumbu diuleg sampai halus... untuk tingkat kepedasannya tentu saja sesuai selera, mau level 1, 3, 5 atau 999 juga boleh.. he..he..

Setelah itu, tempe diuleg atau dimasukin ke cowet (tahu cowet ya?? Ini tempat buat nguleg sambel... tapi jangan pake blender ya.. gak akan orisinil nanti rasanya). Tempenya jangan diuleg halus.. kasar aja. Jadi tekstur tempenya masih keliatan.  Rasa yang tercipta adalah perpaduan antara manis dan asin dengan sentuhan aroma terasi dan rekahan aroma bawang merah kukus. Yes.. finally tinggal cari nasi panas dan lebih lengkap pakai kerupuk. This is it.... Sambel tempe ala chef Farah Quinn.... eh.. ala Kadarnya maksud saya...

Sambel tempe
Simbol keprihatinan
Simbol perlawanan untuk harga yang melambung tinggi
Syimbolize of me.

Bandung, 14073013

No comments:

Post a Comment