Sunday, July 14, 2013

LITTLE HOUSE ON THE PRAIRIE



Setiap minggu siang, film ini pernah menguasai ruang setiap rumah keluarga Indonesia dulu diakhir 70 hingga awal 80-an. Bisa dimaklumi karena pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi di Indonesia.  Bagi mereka yang tumbuh di era tersebut, film  drama keluarga produksi CBS Amerika yang diangkat dari novel laris Laura Ingalls Wilder yang berjudul Little House in The Prairie ; A Look Back to Yesterday ini, tentu saja sangat melekat dalam ingatan.

Film yang dibintangi oleh Michael Landon, Melissa Gilbert dan Karen Graisse ini bercerita tentang kehidupan keluarga di sebuah padang pertanian di daerah Walnut Grove, Minnesota. Konon cerita ini merupakan kisah nyata yang ditulis oleh Laura Ingalls tentang kehidupan keluarganya, keluarga Ingalls yang terdiri dari Charles Ingalls (ayahnya), Caroline Quiner Ingalls (ibunya), Mary Ingalls dan Carrie Ingals (saudaranya) dan tentu saja tentang Laura Ingalls sendiri. Dengan setting Amerika akhir abad 19, drama keluarga ini sangat memikat dari kekuatan ceritanya yang menonjolkan nilai-nilai keluarga amerika, dihiasi permasalahan keluarga dan sosial pada saat itu: alkoholisme, rasisme, adopsi, solidaritas.

Dari 203 episode (+5 episode spesial)  yang terentang dari tahun 1974 hingga 1983, sejujurnya saya tidak bisa mengingat satu persatu episode, apalagi adegan per adegan, mengingat pada saat itu saya masih sangat kecil. Kecuali adegan pembuka seorang gadis kecil yang berlari di padang rumput dan kemudian terjatuh, kemudian disambung dengan senyum seluruh anggota keluarga Ingalls. Yang saya tahu dan tangkap adalah, film ini berserita tentang perjuangan satu keluarga yang hijrah dari tanah asalnya (Kansas) menuju tanah baru di sebuah padang pertanian di Minnesota. Tanah padang yang kering sungguh merupakan tantangan yang menyatukan keluarga Ingalls untuk bisa bertahan hidup.
Charless Ingalls sungguh pemimpin (keluarga) yang ideal. Dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan yang dimiliki, dia bisa hadir menjadi sosok yang bisa dihormati, bukan saja oleh keluarga, tetangga, sahabat bahkan “lawan” keluarga Ingalls. Dimata saya, karakter yang dimainkan oleh Michael Landon ini sungguh seksi. Mungkin berlebihan dan naif jika setting atau apa yang dilakukan oleh Ingalls family ditarik kemasa kini. Seperti melawan kemapanan jaman dimana hedonisme dan materialisme menjadi satu ukuran status sosial. Pekerjaan-pekerjaan priyayi (pinjam stratifikasinya Clifford Geerzt) atau kaum white collar menjadi kelas utama yang dikejar-kejar dan menjadi idaman. Ingalls memilih “menyepi” dan bekerja keras menaklukkan alam barat yang keras, jauh dari gambaran kesuburan tanah kita yang dilukiskan oleh Koes Plus secara hiperbolis “tanah surga dimana tongkat kayu jadi tanaman”.

Gambaran perjuangan hidup keluarga Ingalls sebenarnya pernah ada dalam “versi” Indonesia, yakni serial televisi Keluarga Cemara yang juga diadopsi dari novel Arswendo Atmowiloto. Drama keluarga kebetulan ini juga ditayangkan oleh TVRI. Plotnya hampir sama, bagaimana keluarga cemara memutuskan untuk meninggalkan hingar bingar problematika kota besar (Jakarta) yang penuh dengan kemunafikan dan tinggal di sebuah kota kecil untuk memulai hidup baru yang lebih bersih.

Kini ketika hidup semakin terpolusi dengan berbagai macam persoalan, terjajah oleh tarik ulur kepentingan, idealisme yang tergadaikan oleh jabatan, tontonan kehidupan yang semakin penuh dengan sandiwara tidak bermutu, menjadi objek dari sistem yang penuh dengan benalu, serakah dan konspiratif, rasa keadilan yang semakin jauh dari nalar, relasi sosial perkotaan yang semakin egoistis...  Menapaktilasi apa yang di lakukan oleh Charles Ingalls sungguh menggoda. Mungkin kini saatnya untuk hijrah, bukan saja secara spasial tapi juga secara mental.

Hijrah memang tak pernah mudah. Selalu perlu perjuangan dan pengorbanan. Membutuhkan kerja keras dan semangat yang tak pernah padam. Menaklukkan alam dan lingkungan baru adalah satu persoalan, dan menaklukkan diri sendiri adalah persoalan lain yang justru lebih besar....

I’m looking for the little house on the prairie...

No comments:

Post a Comment